Kekeliruan paling besar beberapa pemilik motor ialah menempatkan knalpot racing di motor yang masih tetap standard. Walau sebenarnya knalpot motor standard jelas telah didesain demikian rupa sama pabrikan supaya kapasitas motormu dapat maksimal. Mengakibatkan, pemasangan knalpot racing di motor yang bukan seharusnya itu justru jadi perihal yang merugikan. Serta tentu saja, kerugian ini akan berefek buat kantong dong.
Harga knalpot racing pun tidak dapat disebut murah lho. Untuk merk lokal saja harga nya rata-rata seputar Rp 550 ribu. Pada umumnya, harga nya dapat sampai Rp 2 juta-an. Jadi sebelum akan memutuskan pasang knalpot ini di motormu, mending kenali dahulu apa kerugiannya yuk!
1. Putaran mesin kalut
Menurut salah seseorang teknisi motor Honda di Jawa Barat, asumsi mengenai menambahkan tenaga maximum yang dapat diperoleh dari knalpot racing tidak benar. Hal tersebut malah dapat membuat putaran mesin jadi tidak konstan.Knalpot racing ialah knalpot yang dipakai untuk kepentingan balap. Yang namanya motor balap, pasti mesinnya telah di-setting lagi dong sama dengan kebutuhannya.
Bila motormu ialah motor bermesin injeksi, pasti ada sensor CO2 di leher serta aliran buang knalpot. Jika kamu ganti knalpot standard dengan knalpot racing atau free flow, tiada mengendalikan Electronic Control Unit (ECU), sensor akan kirim tanda berlainan ke ECU. Mengakibatkan, putaran mesin akan kalut.
Bila putaran mesin kalut, jadi permasalahan lainnya akan kamu hadapi. Bisa saja motor jadi cepat panas atau mungkin saja jadi menggelitik. Jika motor masih tetap baru serta mesinnya rusak sebab perihal ini, meyakini masih tetap dapat gunakan garansi motormu?
Oleh karenanya, jika ingin ubah knalpot racing, sekurang-kurangnya kamu harus mengutak-atik mesin motormu pun, seperti lakukan porting polish lebih dulu. Jika tidak begitu ya berlebihan lah. Telah mahal beli knalpot racing, eh tidak pas. Mesin justru jadi memiliki masalah.
2. Boros BBM
Tekanan gas di knalpot racing dapat disebutkan cukuplah minim, karena itu tarikannya mudah. Tetapi dorongan piston akan menyusut, serta mengakibatkan mengkonsumsi BBM tentu bertambah.Jika memang buat kebut-kebutan di circuit ya monggo, tetapi jika diterapkan ke motor standard ya fikir kembali deh risikonya. Penyakit yang satu ini terkadang kurang diakui oleh pemilik motor. Meskipun borosnya tidak beda jauh, tetapi tetap harus kamu akan keluar cost lebih untuk beli BBM. Apakah tidak sayang tuch duitnya?
3. Denda Rp 250 Ribu atau Penjara Optimal Satu bulan
Ketentuan tentang intimidasi hukuman ini telah berada di Undang Undang 22 Tahun 2009 Mengenai Lantas Lintas serta Angkutan Jalan. Lebih persisnya di Masalah 285.Pokok masalah itu ialah jika motormu tidak penuhi kriteria tehnis, sebutlah saja seperti tidak ada spionnya, bunyi klaksonnya aneh, lampu tidak nyala, serta knalpot tidak standard. Jika berikut, kamu dapat terkena denda optimal Rp 250 ribu atau dipenjara optimal sebulan lho. Karena itu, tidak perlu mencak-mencak jika tidak diduga didatengin pak Polisi dikarenakan knalpot. Kan kamu pun tuch yang melanggar.
4. Terancam tidak dapat isi bensin di SPBU Pertamina
Gunakan knalpot racing tidak dapat isi bensin? Ah masa sich?Pada pertengahan November 2019, tersebar berita di alat yang mengatakan jika Pertamina akan melarang motor dengan knalpot racing atau yang tidak standard untuk isi bahan bakar alias BBM. Kebijaksanaan ini dicetuskan mengingat tragedi kebakaran di Salatiga, yang disebabkan sebab terdapatnya percikan api dari knalpot konsumen setia BBM.
VP Fuel Marketing Pertamina Afandi waktu itu menuturkan, “Berdasaran pengalaman sampai kini, jika knalpot tidak standard, waktu di-starter akan muncul bunga api yang begitu membahayakan buat keselamatan.”
Nah lho, jika ada kebijaksanaan semacam ini, bagaimana nih respon bro-sist pemakai knalpot racing? Ingin tidak ingin ngisi BBM-nya di SPBU lainnya tidak hanya Pertamina deh. So, sesudah tahu empat kerugian ini, apa masih tetap ada kemauan untuk ganti knalpotmu dengan knalpot racing? Coba dipikir lagi masalah resiko finansialnya ya.
Post a Comment